Organisasiorganisasi Pencak Silat tersebut telah diakui, diterima dan ditetapkan sebagai anggota PERSILAT. Tingkat kepengurusan PERSILAT terdiri dari Pengurus Federasi Pusat yang dipilih dan ditetapkan oleh dan dari anggota pendiri PERSILAT dalam Kongres PERSILAT dan 5 Pengurus Federasi Regional untuk region Asia, Eropa, Amerika, Pasifik dan Afrika, yang masing-masing dipilih dan diangkat
Senibela diri ini dikenal secara luas di beberapa negara yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Organisasi yang menaungi pencak silat adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat IPSI, yang merupakan sebuah wadah organisasi bagi
KumpulanOrganisasi Pencak Silat. 1. Kmpulan Pesilat- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa. 2. Kumpulana IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia. 3. Kumpulan FP2STI - Pecinta Atau Pelestari Silat Tradisional Indonesia. 4. Kumpulan PESAKA - Malaysia - Persekutuan Silat.
Organisasipencak silat ini berdiri pada 23 Juni tahun 2013 di Surakarta, latar belakang berdirinya PRSH yaitu untuk melanjutkan ajaran SH PSC. Beliau lahir di daerah Tasek Utara Singapura pada tahun 1918. Sebelum mendirikan ESHA, beliau telah mempelajari seni beladiri bernama Pateh Gajah Mada dari ayah beliau. Setelah itu, Kang Jasman pun
IPSImenjadi wadah para pendekar pencak silat untuk berkumpul dan bermusyawarah yang didirikan pada 18 Mei 1948, sekaligus menjadi organisasi pencak silat tertua di dunia. Berlanjut pada tahun 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) berdiri atas kesepakatan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura.
Dengandemikian, IPSI merupakan organisasi pencak silat tertua di dunia. Kemudian pada tahun 1980, pesilat dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura berkumpul dan bersepakat atas berdirinya Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat). Alhasil, keempat negara tersebut didaulat menjadi pendiri Persilat.
llYd. Foto Sejarah Pencak Silat, sumber AntaraNewsSejarah pencak silat yang merupakan ilmu bela diri asli dari Indonesia ini dipercaya sebagai cara mempertahankan diri yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan meniru gerakan-gerakan binatang. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah pencak silat di Indonesia, terlebih dahulu kita akan mengulas mengenai pengertian pencak silat terlebih dahulu. Sejarah Pencak Silat, Bela Diri Asli IndonesiaPencak silat berasal dari dua kata, yakni “pencak” dan “silat”. Istilah silat sendiri dikenal secara luas di Asia Tenggara, di mana kata pencak digunakan di Indonesia, khususnya Jawa, sementara kata silat digunakan di Sumatra, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Istilah “pencak” kemudian berkembang menjadi lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sementara silat adalah inti dari ajaran bela mula ilmu bela diri nusantara, awalnya berkembang dari keterampilan suku asli Indonesia dalam berburu dan perang dengan menggunakan alat perang seperti parang, perisai, dan tombak. Silat menyebar diperkirakan di Indonesia semenjak abad ke 7 Masehi, terbukti dari adanya berbagai artefak senjata yang ditemukan pada peninggalan Hindu Budha seperti pahatan relief-relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda silat di Candi Prambanan dan Borobudur. Sumber ilustrasi Blog EleveniaSementara perkembangan sejarah pencak silat yang tertulis dimulai pada abad ke 14 di Nusantara oleh kaum penyebar ajaran Islam, dan diajarkan di pesantren sebagai bagian dari latihan sendiri berkembang dari seni bela diri dan seni tari rakyat menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah, tercatat para pahlawan dari Nusantara seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia yang mengangkat senjata dan melakukan perlawanan. Pada 18 Mei 1948, sebuah organisasi pencak silat yang sifatnya nasional dibentuk, bernama Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI, yang kini tercatat sebagai organisasi silat tertua di dunia. Tanggal 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa Persilat didirikan dan menetapkan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Indonesia sebagai pendirinya. Demikian adalah sejarah pencak silat di Indonesia, semoga bermanfaat. adelliarosa
- Nama organisasi PSHT tentu tidak lagi asing di telinga Anda. Persaudaraan Setia Hati Terate kembali menjadi sorotan usai terjadinya aksi bentrok di Jalan Tamansiswa, Kemanten Umbulharjo, Yogyakarta. Sekilas mengenai profil PSHT Jogja bisa Anda cermati di artikel ini. Secara organisasional, PSHT sendiri merupakan bagian dari Ikatan Pencak Silat Seluruh indonesia atau IPSI. Telah berdiri sejak tahun 1922, berikut penjelasan mengenai profil terkait dengan organisasi yang cukup terkenal ini. Profil PSHT Jogja Berdiri sejak tahun 1922, organisasi ini diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, yang merupakan murid dari Ki Ageng Surodiwiryo. Yang belakangan disebut adalah pendiri Persaudaraan Setia Hati di Winongo, Madiun. Baca Juga Profil Lengkap Mulan Jameela, Istri Ahmad Dhani Seorang Politikus dan Penyanyi, Sempat Dituding Jadi Orang Ketiga Perguruan pencak silat ini memiliki lebih dari 7 juta anggota, dan tersebar di 236 kabupaten dan kota di seluruh indonesia. Anggota dari PSHT kemudian disebut dengan warga’, sehingga cukup mudah dikenali ketika organisasi ini melakukan aktivitas di sebuah daerah. Anggota dari PSHT kemudian diajarkan ilmu bela diri, serta kerohanian atau budi luhur. Dilansir dari situs resmi PSHT, setidaknya terdapat tiga ajaran yang berkaitan dengan hati, serta hubungan kepada sesama manusia dan Tuhan. Ketiga ajaran tersebut adalah sebagai berikut 1. Ajaran Setia Hati Ajaran ini terkait dengan upaya mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Baca Juga Bikin Gemes? Begini Perlakuan Manis Emil Dardak kepada Arumi Bachsin saat Video Call 2. Ajaran Budi Luhur Ajaran ini diarahkan untuk mengembangkan perpaduan kekuatan pikiran, perasaan, dan tekad setiap siswa maupun warga agar mampu memberikan manfaat yang lebih baik lagi keluarga dan masyarakat dari keluhuran budi pekertinya. 3. Gerakan Budi Luhur Pada ajaran ini, PSHT terus berupaya ikut memayu hayuning bawono’ dalam upaya mewujudkan masyarakat nyaman, adil, makmur, dan sejahtera lahir batin. Kontroversi yang Dibuat PSHT terlibat tawuran dengan kelompok suporter PSIM, Brajamusti di Jalan Tamansiswa, Yogyakarta pada Minggu 4/6/2023 malam. Insiden tersebut membuat kawasan ramai wisatawan itu mencekam. Keesokan harinya, kedua kelompok sepakat untuk sepakat menjaga kondisi Jogja agar tetap kondusif. "Atas kejadian itu saya pertama minta maaf kepada Bapak Gubernur. Kedua kepada masyarakat Jogja, saya betul-betul minta maaf karena ini di luar kemampuan kami dan saya sudah berusaha membendung. Jangan sampai terjadi permasalahan di wilayah hukum Yogyakarta tapi saya tidak kuasa," kata Ketua Cabang PSHT Bantul Tri Jaka Santosa di Mapolda DIY, Senin 5/6/2023. Sementara itu, Biro Hukum Brajamusti, Baskara turut meminta maaf mewakili kelompoknya atas peristiwa tawuran tersebut. Ia meminta semua Brajamusti untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tak benar di luar sana. "Kami mau mengucapkan mohon maaf yang sebesar-sebesarnya khususnya kepada rakyat Jogja, kepada PSHT seluruhnya, bahwa dalam kesempatan ini kami mau menyampaikan bahwa kita semua sudah berdamai, kita sudah sepakat untuk seduluran selawase seperti yang disampaikan oleh bapak Tri Jaka tadi," ucap Baskara. Itu tadi sekilas profil PSHT Jogja yang bisa dibagikan dalam artikel singkat ini. Kontributor I Made Rendika Ardian
Jakarta Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia KORMI sebagai induk berbagai organisasi olahraga masyarakat di Tanah Air bakal menggelar Festival Olah Raga Masyarakat Nasional FORNAS VII 2023 di Jawa Barat pada 2-9 Juli mendatang. Event ini diikuti para kontingen dari 38 provinsi dan melibatkan semua lapisan masyarakat dari berbagai usia. Mengusung tema "Merajut Potensi Olahraga Masyarakat Menuju Sukses Indonesia Bugar 2045", FORNAS VII 2023 bakal terselenggara di tiga wilayah Jawa Barat, yakni Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Bekasi. Untuk upacara pembukaannya itu sendiri siap bergulir megah di Stadion Si Jalak Harupat pada 2 Juli pukul WIB. Pesohor Tanah Air Raffi Ahmad ditunjuk sebagai salah satu pemandu acara MC dalam upacara pembukaan tersebut. Selain itu, terdapat penampilan Iwan Fals, Neyl Author Idol, Multimedia Content, pesta kembang api, orang pagelaran budaya dan defile kontingen peserta FORNAS VIII 2023. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Dalam rangkaian kegiatannya secara keseluruhan, FORNAS VII 2023 melibatkan 37 venue untuk menampilkan berbagai jenis olahraga masyarakat dari 85 Induk Organisasi Olahraga Masyarakat anggota KORMI. Beberapa di antaranya, senam kebugaran, yoga, tai chi, olahraga pernapasan, barongsai, sepeda BMX dan berbagai olahraga tradisional. Selain itu, FORNAS VII 2023 juga akan menghadirkan event seru lain seperti Sport Expo and Sports Fashion, Festival Pencak Silat Tradisi, Seminar Olahraga, games, ekshibisi, bazar, konvoi, konser musik dan "Bedas Ekspo" bagi para UMKM. "Sport Expo", di samping akan menghadirkan peserta eksibitor ternama, juga akan memperkenalkan berbagai produk dari induk olahraga masyarakat KORMI seperti katapel, panahan tradisonal, sepeda onthel, airsoftgun dan banyak lagi. Sedangkan "Sport Fashion" akan menghadirkan dan mengangkat potensi desainer muda Jawa Barat dengan tema "Sport Fashion For All". Para pesertanya berasal dari berbagai kalangan stakeholder, termasuk pengusaha tekstil, garmen, dan apparel. Untuk Festival Pencak Silat Tradisi terselenggara untuk melestarikan aset kebanggaan bangsa yang mengandung ajaran nilai-nilai adiluhung nenek moyang. Terlebih, pencak silat sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda’ dari Indonesia. Lebih dari pegiat olahraga masyarakat dari seluruh Indonesia akan hadir dalam perhelatan akbar FORNAS VII 2023 Jawa Barat. Puluhan hotel dan ribuan homestay juga siap menyambut para kontingen dari seluruh penjuru Tanah Air. Untuk mengikuti secara langsung dan turut serta dalam kemeriahan FORNAS VII 2023, seluruh lapisan masyarakat bisa mengunduh aplikasi online " di Google Play store dan Apple app store. Namun, aplikasi tersebut baru diluncurkan bersama oleh Gubernur Jawa Barat pada pekan kedua bulan Juni 2023. Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news
RADAR JOGJA - National Singapore Silat Federation tampil dalam Pencak Malioboro Festival PMF VI kemarin. Digelar di Kawasan Malioboro dan Plaza Serangan Oemoem SO 1 Maret Jogja. Coach Tim Nasional Singapore Silat Federation Tri Riski Hadiyanti Kusuma mengatakan mereka ikut acara tersebut untuk mengenalkan silat yang populer di Singapura. "Kami ingin menambah jam terbang atlet kami," jelas Tri. Enam atlet silat Singapura menampilkan gerakan khas Indonesia. Dicampur bermacam jurus. Koreografi lebih banyak membawakan jurus hewan. Sesuai dengan gerakan binatang. Di antaranya jurus kera. Dalam gerakan jurus tersebut mengandung banyak makna. Antara manusia dengan makhluk hidup lain. ’Jadi pelajaran yang bisa kami petik bahwa sesama makhkuk hidup harus saling menghargai," ujar pelatih asal Indonesia itu. Pencak silat sebagai bagian dari budaya Indonesia kini berkembang pesat di Singapura. Tidak ada kesulitan mengenalkan dunia silat kepada warga negara Singapura. Hanya perlu melatih gerakan dan mengaplikasikan gerakan langsung kepada para atlet. Kompetisi tersebut menjadi momentum mengenalkan pencak silat ke dunia internasional. "Euforia terhadap silat sangat tinggi di Singapura. Mereka sangat interest karena masih bagian dari rumpun Melayu. Gerakan silat juga tidak begitu sulit," kata Tri. Salah seoarng peserta dari Singapura Amirul Syafiq Bin Mohamed Faizuk mengaku sebagai orang Melayu dia ingin belajar silat. Silat juga bisa dipakai sebagai upaya pertahanan diri. "Saya suka silat karena dapat mengajarkan saya disiplin. Termasuk nilai-nilai lain seperti menghormati guru dan orang tua," ungkap laki-laki 17 tahun itu usai berkompetisi. Salah seorang panitia Aris Baskoro mengatakan gelaran tersebut memasuki tahun keenam. Mengangkat tema Indonesia Damai. PMF sebagai upaya pelestarian budaya dan pendidikan budaya kepada generasi muda. "Untuk lomba koreografi, diikuti 34 tim. Masing-masing tim maksimal beranggotakan 10 orang," kata Aris. PMF untuk mengenalkan pencak silat dan filosofinya. Yakni mampu menyatukan perbedaan. Indonesia memiliki 600 aliran pencak silat. Dan belum semua teridentifikasi. “Setiap daerah memiliki keunikan masing-masing, tidak ada yang lebih unggul,” ujarnya. Sejumlah kegiatan mewarnai PMF VI. Di antaranya kompetisi koreografi pencak, Kaulan Titik 0, menggambar bersama, dan workshop silat. Puncak PMF VI berupa pawai di Malioboro serta ikrar Indonesia Damai bersama KGPA Pakualam X. cr15/iwa/by
This project began with the simple objective of recording the history, culture, and origins of Malay martial art groups in Singapore. It has done so successfully and uncovered information that could possibly lead to more nuanced insights into the origins and development of the Singapore Malay community and more. Read more… The project has established that many of the early members of Malay martial arts groups migrated to Singapore during the 19th and early 20th century from various parts of Southeast Asia such as Sumatra, Java, Sulawesi, the Riau-Lingga islands and the Malay Peninsula. The videos and accompanying writeups that you see on this page were part of what the research team collated as part of its research over a two-year period from 2018 to 2020. Although the videos and writeups cannot realistically claim to capture all possible angles, we nevertheless hope that they will contribute in a small way towards the preservation of the history, culture, and origins of these silat groups. Amanca Temasek Singapore The Amanca Temasek silat school’s style originates from the Bugis of South Sulawesi in modern-day Indonesia. The style is called Unru Pitu in the Bugis language, or Sendeng Tujuh in Malay. It is said to have been passed down to Bugis royalty and especially their protectors for many generations. The school’s silat style is a very practical style that emphasises a quick takedown of the opponent. It has six essential striking moves and focuses greatly on training the student to survive an engagement no matter the odds. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Bandangan Asli & Seligi Tunggal Singapore The Bandangan Asli silat style was taught in Singapore during the 1930s at areas like Bras Brasah, Tank Road and Fernhill Village. It is currently taught by the silat guru Mr Muhamad Irwan bin Muhamad Arsek to his students from the Bandangan Asli silat school. This video also shows Mr Hamzah Ifi, the direct descendent of Ifi Suhoor, introducing himself and the silat Seligi Tunggal moves. As a child, Guru Irwan followed his father to various villages around Singapore to conduct silat training. Guru Irwan hopes to continue his father’s legacy in educating the young in silat and get them to better appreciate the beauty and uniqueness of this martial art technique. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Bandangan Jati Singapore The Bandangan Jati silat school’s style is of Baweanese origin. It is underpinned by values like kejujuran honesty and amanah trustworthiness, and the inner emphasis that a pendekar warrior should be a good role model for society. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore Benderang Persada Singapore The Benderang Persada silat school style is characterised by a focus on adaptability, aesthetics and discipline. As part of the school’s training, its students learn strikes and seni’, or the aesthetic forms. The school also focuses on Olah Raga sports silat and MMA Mixed Martial Arts and teaches its students how to adapt to any situation they might face. Students are taught how to be disciplined and respectful, as these are key foundations for future success. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Chakra Lima Singapore The Chakra Lima silat school’s style is characterised by swift and abrupt movements. It has been passed down for many generations in Surabaya, Indonesia and is said to have been founded in the 14th century by Senopati Ario Bijjanan 1389-1487, who developed it to protect the rulers of the kingdom of Madura. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Persatuan Seni Silat Setia Hati ESHA Singapura Singapore The Persatuan Seni Silat Setia Hati ESHA Singapura silat school’s style is characterised by physical moves and athletic, fast and strong strike movements. This is due to the impact of Javanese silat influence on the school’s silat style, which emphasises animal styles, such as the monkey, which is athletic and fast and the tiger, which has strong strike moves. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Silat Seni Gayong PASAK Singapura Singapore The Silat Seni Gayong PASAK silat school style is characterised by a focus on rigorous combat moves, aesthetics and discipline. The school incorporates various unarmed and armed combat moves as part of its syllabus. The school’s silat style places emphasis on discipline, traditions and culture as the key foundation upon which the young can develop their personal capabilities and skills. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Note Guru Rahim bin Kaslan passed away in May 2020 but we were fortunate to have made this recording in July 2019. Perguruan Silat Seni Gayong Singapura Singapore The Perguruan Silat Seni Gayong Singapura silat school was established in 2009. It aims to teach the young discipline and good moral values through silat training. The school’s training places emphasis on getting the basics right for a strong silat practitioner, just like how a strong moral foundation is necessary to accomplish good things in life. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Gerak Silat Olah Raga GRASIO The Gerak Silat Olah Raga GRASIO silat style is a rigorous silat style that requires disciples to graduate through 25 levels of training and master 25 different silat styles. The school’s syllabus is a diverse and organized one which contains both artistic seni and sports silat olah raga elements. The school also teaches its students to be respectful, humble, truthful, and responsible at all times, and to pass on these values to others around them in a virtuous cycle for society’s benefit. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Perguruan Silek Harimau Minangkabau Singapore The Perguruan Silek Harimau Minangkabau silat school’s style is inspired by the movement and characteristics of the tiger. It originates from West Sumatra and is characterised by a very low fighting technique, where the fighter keeps close to the ground. The school’s silat style is known for its "kuncian" lock and "tangkapan" capture moves. An opponent is immobilised after being struck and locking moves are done on the hands, feet, and neck to bring him or her to the ground. The pain caused by the locks is effective in neutralising an opponent’s will to fight. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Kembang Wali Singapore The Kembang Wali silat school’s style is of Central Javanese origin. The school’s name is made up of two words; “Kembang” is the Javanese word for bunga or flower, while “Wali” indicates that the silat style is derived from Sunan Kalijaga, one of the nine famous saints or wali of Indonesia. The school combines three distinctive silat styles from Central Java the tiger harimau, or macan in Javanese, the snake ular and “Semar” a guardian spirit of Java. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Kuntau Asli Singapore The Kuntau Asli silat style is influenced by Northeast Asian martial art styles. It is characterised by an emphasis on aggressiveness and swift movements to bring down an opponent. Macan Pasrah Singapore The Macan Pasrah silat style is influenced by the movements of the tiger. It is characterised by significant movements from each of the 12 Sunda silat styles based on actual fighting experiences with silat masters from the Sunda region of Indonesia. The school places a focus on kindness and humility in its teachings in hopes of producing high-calibre students and teachers for the school. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore. Pekiti-Kali Tirsa Singapore The Pekiti-Kali Tirsa school was established in the early 2010s and places emphasis on the mastery of triangular footwork in order to be a successful martial arts practitioner. The martial art practiced by the teachers and students is of Filipino origin but it has very close cultural and historical proximities to many Malay-Indonesian martial art systems. Pencak Bawean Dheun Singapore The Pencak Bawean Dheun silat school’s style is characterised by the use of deceptive moves to confuse an opponent. The school places emphasis on following old traditions, especially the adab and adat traditional mannerisms and etiquette of learning the art of the Bawean sword. This silat style has special significance for the research project due to its sociocultural connections with Singapore.
organisasi pencak silat di singapura